I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kesuburan
tanaman ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu tentang kesuburan
tanahnya, iklim, bibit unggul, serta hama penyakitnya. Walaupun demikian
faktor-faktor untuk kesuburan tanaman telah terpenuhi tentu saja tanaman tidak
akan subur dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan jika hama penyakit
pengganggu tanaman masih marajalela. Banyak orang bahkan ada petani sendiri yang belum bisa membedakan
antara hama dan penyakit. Sebaliknya, penyakit dikatakan hama sedangkan hama
dikatakan penyakit oleh karena itu sering terjadi kekeliruan saat melakukan
pengendaliannya. Misalnya hama diberantas diberantas dengan obat untuk penyakit
fungisida, sedangkan untuk pengendalian penyakit digunakan insektisida
akibatnya adalah hama penyakit tidak terkendali dan kebal akan obat yang
diberikan. Supaya tidak terjadi kekeliruan dalam pemberantasan maka pengertian
dari hama penyakit itu harus kita ketauhui terlebih dahulu.
Akibat dari serangan hama
produktivitas tanaman budidaya bisa menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang
terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan,
apabila populasinya di lahan telah melebihi batas ambang ekonomik. Dalam
kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum,
siklus hidup, dan karakteristik), inang yang diserang, gejala serangan,
mekanisme penyerangan termasuk tipe alat makan serta gejala kerusakan tanaman
menjadi sangat penting bagi kita
tujuannya agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan
pengendalian( rumahkuhijau.com).
Penggolongan
serangga sama halnya seperti pengelompokan dunia binatang dan tanaman, karena
hama serangga termasuk binatang. Dunia binatang itu sendiri di kelompokkan
dalam beberapa golongan besar, yang di dalam bahasa ilmiah disebut dengan
filum. Dan di dalam setiap filum terdapat beberapa kelas, dalam kelas terdapat
beberapa ordo, disetiap ordo di bagi ke dalam beberapa famili( keluarga) serta
di dalam famili di bagi kedalam beberapa marga, dan didalam marga akan dibagi
ke dalam beberapa jenis dan setiap
spesies di bagi pada beberapa varietas. Pengelompokan hama dalam filum,
diantaranya dalah sebagai berikut:
1.
Filum
Chordata, kelompok yang termasuk ini adalah hewan yang mempunyai tulang belakang.
2.
Filum
arthropoda, filum ini dibagi kedalam 6 kelas yaitu serangga (Hexapoda),
arachnida, crustaceae, diplopoda, chilopoda, dan kelas kecil
(peripatus,symphyla,dan pauropoda).
3.
Filum
mollusca hewan yang termasuk ke dalam jenis ini adalah diantaranya: keong mas,
bekicot, dan siput.
4.
Filum
Annelida, hewan yang termasuk kedalam adalah diantaranya adalah cacing tanah,
cacing tanah pada umumnya menguntungkan pada manusia. Mengapa demikian, karena
binatang ini membentuk struktur tanah yang baik menjadikan pertukaran udara
menjadi baik dan mempercepat penguraian bahan organik.
5.
Filum
Nemathelminthes, jenis yang termasuk dalam filum ini adalah jenis nematoda.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui klasifikasi dari dari masing-masing hama yang di
teliti
2.
Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan
masing-masing bagian tubuh serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki)
sehingga memudahkan pengklasifikasian/identifikasi keenam serangga hama
tersebut.
3.
Untuk
mengetahui gejala dan tanda serangan hama pada tanaman.
4.
Untuk
mengetahui inang utama dan inang pengganti pada hama yang di teliti.
C. Manfaat
Terdapat
banyak manfaat yang dapat diperoleh praktikum klasifikasi serangga hama dan
Musuh alami dan dari pembuatan
insektarium ini.Terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh.serangga yang
telah diawetkan dalam insektarium dapat menjadi acuan pembelajaran
serangga,mempelajari tentang serangga mempelajari bagian-baian tubuh serangga
dengan cara diawetkan dan dapat mempelajari perbedaan serangga,hama dan musuh alami.sehingga akan lebih menarik dari pada
mempelajari gambar di buku. Selain itu, mahasiswa jugaakan lebih dimudahkan
karena tidak harus memakai serangga hidup-setiap-kali praktikum.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A. Deskripsi Serangga Hama
Hama merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang umumnya
berupa binatang ataupun sekelompok binatang yang dapat menyebabkan kerusakan
pada tanaman budidaya dan menimbulkan terjadinya kerugian secara ekonomis. hama juga sering disebut hewan perusak tanaman
budidaya yang merusak pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman budidaya.
Tanaman budidaya diantaranya padi, gandum,kentang, mangga apel, jambu, dan
tanaman hortikultura lainnya. Selain itu di tanaman komoditi perkebunan juga
banyak terdapat serangan hama dan penyakit pengganggu tanaman.Serangga merupakan kelompok organisme yang terdiri dari beragam jenis
dan selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di
bawah permukaan tanah maupun pada atas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis
tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu
diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan demikian dalam proses
produksi, masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan mempengaruhi
produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan produksi
sebesar 20,7%, bahkan menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak dilakukan
pengendalian secara efektif. Oleh karena itu petani selalu melakukan upaya
pengendalian terhadap gangguan hama tersebut dengan berbagai teknik
pengendalian yang umumnya masih mengandalkan pestisida kimia. Demikian juga
halnya pada tanaman padi terdapat berbagai jenis serangga hama dari berbagai
ordo yang tingkat gangguannya berbeda pada setiap fase pertumbuhan . (Rioardi,
2009.)
Hama
terdapat dalam berbagai jenis, salah satunya yaitu hama serangga. (disebut pula
Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda)arthopoda berasal dari
kata artho (ruas) dan poda atau pod (kaki) artinya adalah hewan yang memiliki
bentuk kaki beruas-ruas atau "berkaki enam"). Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya
mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan
(appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah
bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok.
Ciri
penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam
tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh
bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut
eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan di perkuat
oleh khitin.
B. Golongan Serangga Hama
Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting, karena anggota serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau menentukan kelompok serangga tersebut. Sifat morfologi tersebut juga menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan dalam identifikasi. (Rioardi, 2009).Serangga (insekta) dibagi menjadi 2 subkelas:
Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting, karena anggota serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau menentukan kelompok serangga tersebut. Sifat morfologi tersebut juga menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan dalam identifikasi. (Rioardi, 2009).Serangga (insekta) dibagi menjadi 2 subkelas:
1. Apterygota ( Tidak
bersayap)
2. Pterygota ( Bersayap)
Untuk penggolongan ordo serangga
yang berpotensi menjadi hama ordo-ordo ini terbagi menjadi enam golongan yaitu:
1.
Ordo Orthoptera
Artinya,
kata orthos yang berarti”lurus” dan pteron artinya “sayap”. Golongan
serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada
beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Alat mulut nimfa dan
imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang mandibula,
sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium
dengan palpus labialisnya.Tipe metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu
terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago). Beberapa contoh serangga jenis ordo
orthoptera : belalang kayu (Valanga
nigricornis Burn.), belalang pedang (Sexavaspp.), jangkrik (Gryllus
mitratusBurn dan Gryllus bimaculatus De
G.), anjing tanah (Gryllotalpa africana
Pal.).
2. Ordo Hemiptera
Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis
serangga dari ordo ini pemakan tumbuhan
dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain. Tipe mulut
menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan
stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap. Tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri
dari 3 stadia yaitu (telur - nimfa – imago). Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman. Contoh serangga ordo
Hemiptera ini adalah : kepik buah jeruk (Rynchocoris
poseidon Kirk), hama pengisap daun
teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis
antonii), walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb), kepik buah
lada (Dasynus viridula).
3.
Ordo Homoptera
Homo artinya “sama” dan pteron
artinya “sayap” serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur
homogen.Tipe perkembangan hidup serangga ini adalah paurometabola
(telur-nimfa-imago). Jenis serangga iniantara lain:: wereng coklat (Nilaparvta lugens), wereng
hijau (Nephotettix apicalis), kutu
loncat (Heteropsylla), kutu daun (Myzus persicae).
4.
Ordo Lepidoptera
Artinya lepidos berarti “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut
dari ordolepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut
menghisap.Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-imago).Larva
sangat berpotensi sebagai hama tanaman,
sedangkan imagonya(kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman
jenis bunga-bungaan yang termasuk jenis serangga dari ordo ini,antara lain : ulat daun
kubis (Plutella xyllostella), kupu-kupu
pastur (Papilio memnon L), ulat
penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia
theivora Wls), penggerek padi putih (Tryporyza
innotata Walker).
5.
Ordo Coleoptera
Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”, tipe serangga ini memiliki sayap depan yang
mengeras dan tebal seperti seludang
berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang
mempunyai struktur yang tipis.Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola”
atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : (telur - larva- kepompong(pupa) - dewasa (imago) ). Tipe alat mulut nyaris
sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) dan jenis serangga yang termasuk ke dalam tipe ordo ini adalah antara lain: kumbang kelapa (Oryctes
rhinoceros L.).
6.
Ordo Diptera
Di artinya “dua”dan pteron artinya“sayap”merupakan bangsa
lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid.Metamorfosisnya “holometabola”
(telur-larva-kepompong -imago). Jenis serangga dalam golongan ini, antara lain :
lalat buah (Bactrocera sp.),
lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli
Tryon), lalat bibit padi (Hydrellia
philippina), hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason).
7.
Ordo Odonata
Merupakan bangsa capung, memiliki anggota yang besar dan mudah
dikenal, Metamorfosisnya
bersifat Hemimetabola, pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa
insang dan hidup di dalam air. Salah
satu jenis serangga yang masuk pada ordo ini adalah Contohnya
Capung (Ischnura ceruvula).
C. Pengendalian Serangga Hama
Pengendalian
hama tanaman merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam
suatu usaha tani. Sesuai dengan tuntutan zaman, strategi dan tehnik
pengendalian hama harus memenuhi syarat yang ada hubungannya dengan keamanan
lingkungan dan keefektifitannya yang lestari tanpa efek samping yang membuat
masalah perlindungan tanaman itu lebih kompleks.Adapun cara pengendalian
serangga hama yang tepat agar tidak merusak
rantai makanan atau ekosistem adalah pengendalian hama secara terpadu (PHT).
Pengendalian hama dapat dilakukan secara alami yaitu dengan memanfaatkan musuh
alami atau yang lebih sering disebut dengan predator, rotasi dan pergiliran
tanaman, penanaman varietas resisten, penanaman tanaman yang tidak disukai hama
atau tanaman pagar, pengendalian secara fisik secara langsung ataupun dengan
jebakan, pengendalian secara hayati dengan bahan buatan dari faktor hayati, dan
pengendalian secara kimia yang teratur dan sesuai prosedur (Rioardi,2009).
III. METODOLOGI
A.
Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
materi “Klasifikasi hama,serangga dan musu alami” dilaksanakan pada hari Rabu,
28 September 2014 pada pukul 14:50- 17:40 WIB Di Laboratorium Dasar STPP Medan.
B. Alat dan Bahan
Adapun
bahan yang digunakan adalah spesimen serangga hama (kepik hitam, kepik hijau,
belalang kayu, ulat kubis, walang sangit dan ulat daun pisang), alkohol. Sedangkan alat yang
digunakan adalah toples, kapas, buku, alat tulis
C. Tahapan Kegiatan
1.
Menyiapkan alat dan bahan praktikum;
2.
Masukkan hama kedalam toples;
3.
Basahi kapas dengan menggunakan alkohol;
4.
Masukkan kapas kedalam toples yang berisi hama yang masih hidup, kemudian
tutup rapat dan tunggu hamanya sampai mati;
5.
Hama yang sudah mati kemudian di gambar di buku dengan sudut pandang atas
dan samping;
6.
Setelah di gambar lakukan pengklasifikasian pada hama yang di teliti.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Klasifikasi
1.
Belalang kayu(dissosteira carolina)
Belalang kayu adalah salah satu jenis hewan herbivora yang termasuk dalam
ordo orthoptera dengan famili Acrididae. Hewan ini memiliki dua antena dibagian
kepala yang jauh lebih pendek dari bentuk tubuh. belalang ini juga memiliki
femor belakang yang panjang dan kuat sehingga dapat lompat dengan baik, dan
bahkan juga memiliki kebiasan – kebiasan mengerik atau mengeluarkan suara pada
malam hari.
No.
|
Klasifikasi
|
Keterangan
|
1
|
Kingdom
|
Animalia
|
2
|
Filum
|
Artropoda
|
3
|
Kelas
|
Insecta
|
4
|
Ordo
|
Orthoptera
|
|
Famili
|
Acrididae
|
|
Genus
|
Valanga
|
5
|
Spesies
|
Valanga nigricornis
|
6
|
Gejala
|
Bekas gigitan berbentuk
sobekan bergigi tidak beraturan pada daun tanaman
|
7
|
Tanda
|
|
8
|
Inang utama
|
Padi, jagung, sorgum,
tebu.
|
9
|
Inang alternatif
|
Alang-alang, gelagah,
sawi, kubis daun
|
2.
Ulat kubis (Plutella xylostella )
Ulat kubis (Plutella
xylostella )adalah salah satu jenis hama yang sangat merusak tanaman kubis
karena larvanya memakan daun baru di bagian tengah tanaman kubis. Kebanyakan
tanaman yang terserang akan hancur seluruhnya jika ulat krop kubis tidak
dikendalikan.
No.
|
Klasifikasi
|
Keterangan
|
1
|
Kingdom
|
Animalia
|
2
|
Filum
|
Arthopoda
|
3
|
Kelas
|
Insecta
|
4
|
Ordo
|
Lepidoptera
|
|
Famili
|
Plutellidae
|
|
Genus
|
Plutella
|
5
|
Spesies
|
Plutella xylostella
|
6
|
Gejala
|
Memakan jaringan
daun mengakibatkan timbul bercak-bercak putih. Serangan larva mengakibatkan daun tampak berlubang
dan luka-luka.
|
7
|
Tanda
|
|
8
|
Inang utama
|
kubisi
|
9
|
Inang alternatif
|
Sawi
|
3.
Kepik Hijau (Nezara viridula)
Kepik Hijau (Nezara viridula)memiliki
sepasang sungut yang beruas ruas. memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies
ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal. Bentuk tubuh
pipih, memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke
bawah.
No.
|
Klasifikasi
|
Keterangan
|
1
|
Kingdom
|
Animalia
|
2
|
Filum
|
Arthropoda
|
3
|
Kelas
|
Insecta
|
4
|
Ordo
|
Hemiptera linnaeus
|
|
Famili
|
Pentatomidae leach
|
|
Genus
|
Nezara amyot and servile
|
5
|
Spesies
|
Nezara viridula
|
6
|
Gejala
|
mengakibatkan bulir-bulir padi
menjadi hampa atau kosong.
|
7
|
Tanda
|
Terdapat beberapa serangga kepik hijau yang
menempel pada tanaman
|
8
|
Inang utama
|
Kedelai
|
9
|
Inang alternatif
|
Padi, jagung, tembakau,
kentang, cabai
|
4.
Ulat Penggulung Daun Pisang (Erionata thrax L.)
Ulat penggulung daun pisang merupakan hama
penting di pertanaman pisang. Hama ini merupakan serangga jenis ngengat yang
memiliki nama ilmiah Erionota thrax ditemuido. Fase yang merusak adalah masa
larva atau ulat, di mana masa ini serangga ini sangat rakus, dia segera
menggulung daun pisang dan menggigit dari arah dalam.
No.
|
Klasifikasi
|
Keterangan
|
1
|
Kingdom
|
Animalia
|
2
|
Filum
|
Arthropoda
|
3
|
Kelas
|
Insecta
|
4
|
Ordo
|
Lepidoptera
|
|
Famili
|
Hespiredae
|
|
Genus
|
Erionata
|
5
|
Spesies
|
Erionata
|
6
|
Gejala
|
Membauat daun tanaman pisang sobek
dan menggulung
|
7
|
Tanda
|
Terdapat gulungan kecil pada daun pisang
|
8
|
Inang utama
|
Pisang
|
9
|
Inang alternatif
|
-
|
5.
Walang sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)
Walang sangit (Leptocorisa
Acuta Thunberg) adalah serangga yang
menjadi hama penting
pada tanaman budidaya, terutama padi. Di Indonesia,
serangga ini disebut: kungkang (Jawa Barat), pianggang
(Sumatera), dan tenang
(Madura).Hewan ini mudah dikenali dari bentuknya yang memanjang, berukuran
sekitar 2 cm, berwarna coklat kelabu, dan memiliki "belalai" (proboscis)
untuk menghisap cairan tumbuhan. Walang sangit adalah anggota ordo Hemiptera
(bangsa kepik sejati).
No.
|
Klasifikasi
|
Keterangan
|
1
|
Kingdom
|
Animalia
|
2
|
Filum
|
Arthropoda
|
3
|
Kelas
|
Insecta
|
4
|
Ordo
|
Hemiptera
|
|
Famili
|
Alydidae
|
|
Genus
|
Leptocorixa
|
5
|
Spesies
|
Acuta
|
6
|
Gejala
|
Menghisap bulir padi pada fase
masak susu menjadi hampa dan berwarna coklat kehitaman, dan juga dapat
menghisap batang padi.
|
7
|
Tanda
|
|
8
|
Inang utama
|
Padi-padian
|
9
|
Inang alternatif
|
Serai
|
6.
Kepik Hitam(Paraeucosmetus pallicornis)
merupakan hama padi yang saat ini menjadi masalah
besar bagi petani. Kerusakan akibat hama ini berupa malai padi berwarna hitam,
bulir kosong, dan hasil panen berupa beras memiliki kualitas rendah. Sampai
saat ini belum ada teknologi pengendalian yang dapat digunakan. Berdasarkan
wawancara dengan petani bahwa penggunaan insektisida sintetis tidak memberikan
efek secara bertahap sehingga perlunya penelitian untuk mengendalikan hama ini.
Salah satu alternative pengendalian adalah dengan memanfaatkan bahan alami
bioaktif dari tanaman.
No.
|
Klasifikasi
|
Keterangan
|
|
Kingdom
|
Animalia
|
|
Filum
|
Arthropoda
|
|
Kelas
|
Insecta
|
|
Ordo
|
Hemiptera
|
|
Famili
|
Lygaeidae
|
|
Genus
|
Paraeucosmetus
|
|
Spesies
|
P. pallicornis (Dallas)
|
6
|
Gejala
|
Biji membusuk,
menipis dan menjadi hitam
|
7
|
Tanda
|
|
8
|
Inang utama
|
Padi-padian dan kacang-kacangan
|
9
|
Inang alternatif
|
Jenis gulma Echinichloa sp., Eleusine
indica, dan Paspalum conjugatum.
|
V.
KESEIMPULAN DAN SARAN
A.
Keseimpulan
Dengan adanya praktikum klasifikasi dan Insektarium yang dilakukan
di lab dapat menjadikan mahasiswa mengetahui cara melakukan proses pengawetan
serangga (insektarium) dengan media alcohol, sehingga mahasiswa dapat melakukan
pengamatan tanpa harus mengambil berulang kali seranga yang hidup,dan
mempermudah mahasiswa untuk belajar membedakan klasifikasi macam-macam serangga
yang di peroleh dilapangan dan Pada proses pembuatan insektarium, dapat
disimpulkan beberapa hal dari metode-metode yang digunakan. Pertama,
menggunakan media alcohol yang dituangkan ke kapas dan dimasukkan ke dalam
toples yang berisikan serangga sehingga
mempermudah proses pengawetan dari serangga tersebut, dan praktik ini
juga berguna untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam proses
menggambar yang berguna untuk
meningkatkan kemampuan otak kanan mahasiswa dalam kegiatan melukis dan berguna
untuk mempertajam ingatan mahasiswa dalam mengingat serangga tersebut nantinya
ketika dilapangan, juga mahasiswa dapat mengetahui bahwa Hama mengakibatkan
kerusakan secara fisik pada tanaman dan kerugian secara ekonomis, golongan hama
terbesar berasal dari kelas serangga (insecta).Pada umumnya tubuh serangga
tersusun atas 3 bagian yaitu kepala (caput), thorax, dan abdomen.Gejala yang
ditimbulkan dari serangan hama serangga berbeda-beda. Serangan yang ditimbulkan
terhadap tanaman berbeda tergantung dari tipe mulut serangga. Pada umumnya
bagian tanaman yang banyak diserang oleh hama serangga adalah daunnya, bagian
lain yang diserang yaitu bulir dan batangnya.
B.
Saran
Dalam melakukan praktikum hendaknya memakai jas lab.
Penjelasan susunan dalam pembuatan laporan harus
diperjelas lagi