Rabu, 05 Oktober 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KLASIFIKASI HAMA SERANGGA PERTANIAN

I.     PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Kesuburan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu tentang kesuburan tanahnya, iklim, bibit unggul, serta hama penyakitnya. Walaupun demikian faktor-faktor untuk kesuburan tanaman telah terpenuhi tentu saja tanaman tidak akan subur dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan jika hama penyakit pengganggu tanaman masih marajalela. Banyak orang bahkan ada  petani sendiri yang belum bisa membedakan antara hama dan penyakit. Sebaliknya, penyakit dikatakan hama sedangkan hama dikatakan penyakit oleh karena itu sering terjadi kekeliruan saat melakukan pengendaliannya. Misalnya hama diberantas diberantas dengan obat untuk penyakit fungisida, sedangkan untuk pengendalian penyakit digunakan insektisida akibatnya adalah hama penyakit tidak terkendali dan kebal akan obat yang diberikan. Supaya tidak terjadi kekeliruan dalam pemberantasan maka pengertian dari hama penyakit itu harus kita ketauhui terlebih dahulu.
            Akibat dari serangan hama produktivitas tanaman budidaya bisa menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi batas ambang ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik), inang yang diserang, gejala serangan, mekanisme penyerangan termasuk tipe alat makan serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting bagi kita tujuannya agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian( rumahkuhijau.com).
                        Penggolongan serangga sama halnya seperti pengelompokan dunia binatang dan tanaman, karena hama serangga termasuk binatang. Dunia binatang itu sendiri di kelompokkan dalam beberapa golongan besar, yang di dalam bahasa ilmiah disebut dengan filum. Dan di dalam setiap filum terdapat beberapa kelas, dalam kelas terdapat beberapa ordo, disetiap ordo di bagi ke dalam beberapa famili( keluarga) serta di dalam famili di bagi kedalam beberapa marga, dan didalam marga akan dibagi ke dalam  beberapa jenis dan setiap spesies di bagi pada beberapa varietas. Pengelompokan hama dalam filum, diantaranya dalah sebagai berikut:
1.    Filum Chordata, kelompok yang termasuk ini adalah hewan  yang mempunyai tulang belakang.
2.    Filum arthropoda, filum ini dibagi kedalam 6 kelas yaitu serangga (Hexapoda), arachnida, crustaceae, diplopoda, chilopoda, dan kelas kecil (peripatus,symphyla,dan pauropoda).
3.    Filum mollusca hewan yang termasuk ke dalam jenis ini adalah diantaranya: keong mas, bekicot, dan siput.
4.    Filum Annelida, hewan yang termasuk kedalam adalah diantaranya adalah cacing tanah, cacing tanah pada umumnya menguntungkan pada manusia. Mengapa demikian, karena binatang ini membentuk struktur tanah yang baik menjadikan pertukaran udara menjadi baik dan mempercepat penguraian bahan organik.
5.    Filum Nemathelminthes, jenis yang termasuk dalam filum ini adalah jenis nematoda.
             
B.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui klasifikasi dari dari masing-masing hama yang di teliti
2.     Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masing-masing bagian tubuh serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan pengklasifikasian/identifikasi keenam serangga hama tersebut.
3.    Untuk mengetahui gejala dan tanda serangan hama pada tanaman.
4.    Untuk mengetahui inang utama dan inang pengganti pada hama yang di teliti.

C.  Manfaat
            Terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh praktikum klasifikasi serangga hama dan Musuh alami dan dari pembuatan insektarium ini.Terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh.serangga yang telah diawetkan dalam insektarium dapat menjadi acuan pembelajaran serangga,mempelajari tentang serangga mempelajari bagian-baian tubuh serangga dengan cara diawetkan dan dapat mempelajari perbedaan serangga,hama dan musuh alami.sehingga akan lebih menarik dari pada mempelajari gambar di buku. Selain itu, mahasiswa jugaakan lebih dimudahkan karena tidak harus memakai serangga hidup-setiap-kali praktikum.


II.  TINJAUAN PUSTAKA

A.  Deskripsi Serangga Hama
            Hama merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang umumnya berupa binatang ataupun sekelompok binatang yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya dan menimbulkan terjadinya kerugian secara ekonomis. hama juga sering disebut hewan perusak tanaman budidaya yang merusak pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman budidaya. Tanaman budidaya diantaranya padi, gandum,kentang, mangga apel, jambu, dan tanaman hortikultura lainnya. Selain itu di tanaman komoditi perkebunan juga banyak terdapat serangan hama dan penyakit pengganggu tanaman.Serangga merupakan kelompok organisme yang terdiri dari beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di bawah permukaan tanah maupun pada atas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan demikian dalam proses produksi, masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan produksi sebesar 20,7%, bahkan menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak dilakukan pengendalian secara efektif. Oleh karena itu petani selalu melakukan upaya pengendalian terhadap gangguan hama tersebut dengan berbagai teknik pengendalian yang umumnya masih mengandalkan pestisida kimia. Demikian juga halnya pada tanaman padi terdapat berbagai jenis serangga hama dari berbagai ordo yang tingkat gangguannya berbeda pada setiap fase pertumbuhan . (Rioardi, 2009.)
            Hama terdapat dalam berbagai jenis, salah satunya yaitu hama serangga. (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda)arthopoda berasal dari kata artho (ruas) dan poda atau pod (kaki) artinya adalah hewan yang memiliki bentuk kaki beruas-ruas atau "berkaki enam"). Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok.
            Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan di perkuat oleh khitin.

B.  Golongan Serangga Hama         
Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting, karena anggota serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau menentukan kelompok serangga tersebut. Sifat morfologi tersebut juga menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan dalam identifikasi. (Rioardi, 2009).
Serangga (insekta) dibagi menjadi 2 subkelas:
1.    Apterygota ( Tidak bersayap)
2.    Pterygota ( Bersayap)
            Untuk penggolongan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama ordo-ordo ini terbagi menjadi enam golongan yaitu:

1.    Ordo Orthoptera
            Artinya, kata orthos yang berarti”lurus” dan pteron artinya “sayap”. Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Alat mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya.Tipe metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago). Beberapa contoh serangga jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.), belalang pedang (Sexavaspp.),  jangkrik (Gryllus mitratusBurn dan Gryllus bimaculatus De G.), anjing tanah (Gryllotalpa africana Pal.).

2.    Ordo Hemiptera
            Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis serangga dari ordo ini  pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap. Tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu (telur - nimfa imago). Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman. Contoh serangga ordo Hemiptera ini adalah : kepik buah jeruk (Rynchocoris poseidon Kirk),  hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii),  walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb), kepik buah lada (Dasynus viridula).

3.    Ordo Homoptera
            Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen.Tipe perkembangan hidup serangga ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga iniantara lain:: wereng coklat (Nilaparvta lugens),  wereng hijau (Nephotettix apicalis), kutu loncat (Heteropsylla), kutu daun (Myzus persicae).

4.    Ordo Lepidoptera
Artinya lepidos berarti “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut dari ordolepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap.Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-imago).Larva sangat berpotensi sebagai  hama tanaman, sedangkan imagonya(kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis bunga-bungaan yang termasuk jenis serangga dari ordo ini,antara lain : ulat daun kubis (Plutella xyllostella), kupu-kupu pastur (Papilio memnon L), ulat penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia theivora Wls), penggerek padi putih (Tryporyza innotata Walker).



5.    Ordo Coleoptera
            Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”, tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras  dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang tipis.Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : (telur - larva- kepompong(pupa) - dewasa (imago) ). Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) dan jenis serangga yang termasuk ke dalam tipe ordo ini adalah antara lain: kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L.).

6.    Ordo Diptera 
            Di artinyadua”dan pteron artinya“sayap”merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.Metamorfosisnya “holometabola”  (telur-larva-kepompong -imago). Jenis serangga dalam golongan ini, antara lain :  lalat buah (Bactrocera sp.), lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon), lalat bibit padi (Hydrellia philippina),  hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason).

7.    Ordo Odonata
            Merupakan bangsa capung, memiliki anggota yang besar dan mudah dikenal, Metamorfosisnya bersifat Hemimetabola, pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Salah satu jenis serangga yang masuk pada ordo ini adalah Contohnya Capung (Ischnura ceruvula).

C.  Pengendalian Serangga Hama
            Pengendalian hama tanaman merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam suatu usaha tani. Sesuai dengan tuntutan zaman, strategi dan tehnik pengendalian hama harus memenuhi syarat yang ada hubungannya dengan keamanan lingkungan dan keefektifitannya yang lestari tanpa efek samping yang membuat masalah perlindungan tanaman itu lebih kompleks.Adapun cara pengendalian serangga hama yang tepat agar tidak merusak rantai makanan atau ekosistem adalah pengendalian hama secara terpadu (PHT). Pengendalian hama dapat dilakukan secara alami yaitu dengan memanfaatkan musuh alami atau yang lebih sering disebut dengan predator, rotasi dan pergiliran tanaman, penanaman varietas resisten, penanaman tanaman yang tidak disukai hama atau tanaman pagar, pengendalian secara fisik secara langsung ataupun dengan jebakan, pengendalian secara hayati dengan bahan buatan dari faktor hayati, dan pengendalian secara kimia yang teratur dan sesuai prosedur (Rioardi,2009).


III. METODOLOGI

A.      Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman materi “Klasifikasi hama,serangga dan musu alami” dilaksanakan pada hari Rabu, 28 September 2014 pada pukul 14:50- 17:40 WIB Di Laboratorium Dasar STPP Medan.

B.  Alat dan Bahan
            Adapun bahan yang digunakan adalah spesimen serangga hama (kepik hitam, kepik hijau, belalang kayu, ulat kubis, walang sangit dan ulat daun pisang), alkohol. Sedangkan alat yang digunakan adalah toples, kapas, buku, alat tulis

C.  Tahapan Kegiatan
1.      Menyiapkan alat dan bahan praktikum;
2.      Masukkan hama kedalam toples;
3.      Basahi kapas dengan menggunakan alkohol;
4.      Masukkan kapas kedalam toples yang berisi hama yang masih hidup, kemudian tutup rapat dan tunggu hamanya sampai mati;
5.      Hama yang sudah mati kemudian di gambar di buku dengan sudut pandang atas dan samping;
6.      Setelah di gambar lakukan pengklasifikasian pada hama yang di teliti.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Klasifikasi

1.    Belalang kayu(dissosteira carolina)
                        Belalang kayu  adalah salah satu jenis hewan herbivora yang termasuk dalam ordo orthoptera dengan famili Acrididae. Hewan ini memiliki dua antena dibagian kepala yang jauh lebih pendek dari bentuk tubuh. belalang ini juga memiliki femor belakang yang panjang dan kuat sehingga dapat lompat dengan baik, dan bahkan juga memiliki kebiasan – kebiasan mengerik atau mengeluarkan suara pada malam hari.

 


No.
Klasifikasi
Keterangan
1
Kingdom
Animalia
2
Filum
Artropoda
3
Kelas
Insecta
4
Ordo
Orthoptera

Famili
Acrididae

Genus
Valanga
5
Spesies
Valanga nigricornis
6
Gejala
Bekas gigitan berbentuk sobekan bergigi tidak beraturan pada daun tanaman
7
Tanda

8
Inang utama
Padi, jagung, sorgum, tebu.
9
Inang alternatif
Alang-alang, gelagah, sawi, kubis daun

2. Ulat kubis (Plutella xylostella )
Ulat kubis (Plutella xylostella )adalah salah satu jenis hama yang sangat merusak tanaman kubis karena larvanya memakan daun baru di bagian tengah tanaman kubis. Kebanyakan tanaman yang terserang akan hancur seluruhnya jika ulat krop kubis tidak dikendalikan.

 



No.
Klasifikasi
Keterangan
1
Kingdom
Animalia
2
Filum
Arthopoda
3
Kelas
Insecta
4
Ordo
Lepidoptera

Famili
Plutellidae

Genus
Plutella
5
Spesies
Plutella xylostella
6
Gejala
Memakan jaringan daun mengakibatkan timbul bercak-bercak putih. Serangan  larva mengakibatkan daun tampak berlubang dan luka-luka.
7
Tanda

8
Inang utama
kubisi
9
Inang alternatif
Sawi

3.    Kepik Hijau (Nezara viridula)
Kepik Hijau (Nezara viridula)memiliki sepasang sungut yang beruas ruas. memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal. Bentuk tubuh pipih, memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah.


 
 


No.
Klasifikasi
Keterangan
1
Kingdom
Animalia
2
Filum
Arthropoda
3
Kelas
Insecta
4
Ordo
Hemiptera linnaeus

Famili
Pentatomidae leach

Genus
Nezara amyot and servile
5
Spesies
Nezara viridula
6
Gejala
mengakibatkan bulir-bulir padi menjadi hampa atau kosong.
7
Tanda
 Terdapat beberapa serangga kepik hijau yang menempel pada tanaman
8
Inang utama
Kedelai
9
Inang alternatif
Padi, jagung, tembakau, kentang, cabai


4.    Ulat Penggulung Daun Pisang (Erionata thrax L.)
Ulat penggulung daun pisang merupakan hama penting di pertanaman pisang. Hama ini merupakan serangga jenis ngengat yang memiliki nama ilmiah Erionota thrax ditemuido. Fase yang merusak adalah masa larva atau ulat, di mana masa ini serangga ini sangat rakus, dia segera menggulung daun pisang dan menggigit dari arah dalam.


 

 
No.
Klasifikasi
Keterangan
1
Kingdom
Animalia
2
Filum
Arthropoda
3
Kelas
Insecta
4
Ordo
Lepidoptera

Famili
Hespiredae

Genus
Erionata
5
Spesies
Erionata
6
Gejala
Membauat daun tanaman pisang sobek dan menggulung
7
Tanda
 Terdapat gulungan kecil pada daun pisang
8
Inang utama
Pisang
9
Inang alternatif
-


5.    Walang sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)
Walang sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg) adalah serangga yang menjadi hama penting pada tanaman budidaya, terutama padi. Di Indonesia, serangga ini disebut: kungkang (Jawa Barat), pianggang (Sumatera), dan tenang (Madura).Hewan ini mudah dikenali dari bentuknya yang memanjang, berukuran sekitar 2 cm, berwarna coklat kelabu, dan memiliki "belalai" (proboscis) untuk menghisap cairan tumbuhan. Walang sangit adalah anggota ordo Hemiptera (bangsa kepik sejati).

 

No.
Klasifikasi
Keterangan
1
Kingdom
Animalia
2
Filum
Arthropoda
3
Kelas
Insecta
4
Ordo
Hemiptera

Famili
Alydidae

Genus
Leptocorixa
5
Spesies
Acuta
6
Gejala
Menghisap bulir padi pada fase masak susu menjadi hampa dan berwarna coklat kehitaman, dan juga dapat menghisap batang padi.
7
Tanda

8
Inang utama
Padi-padian
9
Inang alternatif
Serai


6.    Kepik Hitam(Paraeucosmetus pallicornis)
merupakan hama padi yang saat ini menjadi masalah besar bagi petani. Kerusakan akibat hama ini berupa malai padi berwarna hitam, bulir kosong, dan hasil panen berupa beras memiliki kualitas rendah. Sampai saat ini belum ada teknologi pengendalian yang dapat digunakan. Berdasarkan wawancara dengan petani bahwa penggunaan insektisida sintetis tidak memberikan efek secara bertahap sehingga perlunya penelitian untuk mengendalikan hama ini. Salah satu alternative pengendalian adalah dengan memanfaatkan bahan alami bioaktif dari tanaman.

 



No.
Klasifikasi
Keterangan

Kingdom
Animalia

Filum
Arthropoda

Kelas
Insecta

Ordo
Hemiptera

Famili
Lygaeidae

Genus
Paraeucosmetus

Spesies
P. pallicornis (Dallas)
6
Gejala
Biji membusuk, menipis dan menjadi hitam
7
Tanda

8
Inang utama
Padi-padian dan kacang-kacangan
9
Inang alternatif
Jenis gulma Echinichloa sp., Eleusine indica, dan Paspalum conjugatum.



V.       KESEIMPULAN DAN SARAN

A.      Keseimpulan
Dengan adanya praktikum klasifikasi dan Insektarium yang dilakukan di lab dapat menjadikan mahasiswa mengetahui cara melakukan proses pengawetan serangga (insektarium) dengan media alcohol, sehingga mahasiswa dapat melakukan pengamatan tanpa harus mengambil berulang kali seranga yang hidup,dan mempermudah mahasiswa untuk belajar membedakan klasifikasi macam-macam serangga yang di peroleh dilapangan dan Pada proses pembuatan insektarium, dapat disimpulkan beberapa hal dari metode-metode yang digunakan. Pertama, menggunakan media alcohol yang dituangkan ke kapas dan dimasukkan ke dalam toples yang berisikan serangga sehingga  mempermudah proses pengawetan dari serangga tersebut, dan praktik ini juga berguna untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam proses menggambar  yang berguna untuk meningkatkan kemampuan otak kanan mahasiswa dalam kegiatan melukis dan berguna untuk mempertajam ingatan mahasiswa dalam mengingat serangga tersebut nantinya ketika dilapangan, juga mahasiswa dapat mengetahui bahwa Hama mengakibatkan kerusakan secara fisik pada tanaman dan kerugian secara ekonomis, golongan hama terbesar berasal dari kelas serangga (insecta).Pada umumnya tubuh serangga tersusun atas 3 bagian yaitu kepala (caput), thorax, dan abdomen.Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama serangga berbeda-beda. Serangan yang ditimbulkan terhadap tanaman berbeda tergantung dari tipe mulut serangga. Pada umumnya bagian tanaman yang banyak diserang oleh hama serangga adalah daunnya, bagian lain yang diserang yaitu bulir dan batangnya.

B.       Saran
Dalam melakukan praktikum hendaknya memakai jas lab.
Penjelasan susunan dalam pembuatan laporan harus diperjelas lagi